Puisi,November without Rain
November without rain (hope)
Aku merasa November datang terlalu cepat
Karena udara dan cuaca masih terasa panas menyengat
Harusnya tadi malam,hujan turun membasahi bumi
Menemani aku melewati malam nan sepi
Rintik gerimis nya nan lembut dan hembus angin malam nya nan sejuk
Membelai dan memanjakan tidur ku pagi ini
Membuat ku gerah hingga kadang jengah
Beberapa bait sajak di atas aku tulis sekitar setahun yang lalu ketika itu aku merasa waktu begitu cepat berlalu sementara aku merasa belum bisa apa-apa.
Sejak mengalami berbagai musibah dan ujian hingga akhirnya usaha di guncang kebangkrutan, aku dan kedua buah hatiku mengalami keterpurukan.Terutama dari segi sosial dan ekonomi.
Namanya usaha dilanda kebangkrutan hingga harus gulung tikar, hal ini membuat kami harus kehilangan hampir seluruh harta dan kekayaan yang kami miliki.
Bisa di bayangkan bagaimana posisiku waktu itu, yang tidak hanya berada di titik nol,bahkan aku harus berada di titik minus,dimana meskipun sudah gulung tikar tetapi aku masih memiliki sejumlah tanggung jawab yang harus aku selesaikan terkait persoalan hutang-hutang usahaku yang masih tersisa waktu itu.
Kondisi kami benar-benar terpuruk waktu itu. Meskipun pasca peristiwa kebangkrutan tadi aku dan anak-anakku masih tetap beraktifitas seperti biasa dan keadaan kami nampak seolah masih baik-baik saja,itu semua karena kami berusaha ikhlas menerima semua musibah dan ujian yang Tuhan berikan .
Sebagai orang tua tunggal dari kedua buah hatiku,aku sadar dengan kondisi ekonomi dan sosial yang sedang terpuruk waktu itu, sehingga aku harus segera move on dan segera bangkit agar bisa segera pulih dan hidup kembali berjalan normal.
Normal yang aku maksudkan disini adalah meskipun tidak kaya raya dan bergelimang harta setidaknya kami bisa hidup dalam taraf yang sejahtera, dimana kebutuhan dasar kami sebagai makhluk hidup di dunia ini, yakni kebutuhan sandang,pangan,papan, pendidikan dan kesehatan bisa kami penuhi secara mandiri tanpa harus jadi beban bagi keluarga maupun orang lain.
Ketika aku terjatuh aku berusaha untuk segera bangkit dan berdiri bahkan ingin segera berlari mengejar apa yang sudah tertinggal.
Artinya setelah peristiwa kebangkrutan itu aku tidak mengalami keterpurukan secara mental,tidak ada acara stress atau depresi hingga harus mengurung diri di kamar, tidak ada drama dan air mata untuk meratapi atau menangisi keadaan hingga terlintas untuk mengakhiri hidup dengan tali jemuran atau minum cairan pembasmi serangga :)
Itu semua sama sekali tidak ada dalam benak waktu musibah dan ujian bertubi-tubi datang menghampiri.
Tetapi seiring berjalannya waktu....keadaan seringkali tidak menguntungkan buat aku dan kedua buah hatiku. Berbagai usaha yang aku lakukan sebagai upaya untuk pemulihan keadaan,ternyata seringkali berbuah kegagalan.
Banyak rencana yang telah aku susun dengan matang ternyata tidak sesuai dengan rencana dan takdir Tuhan.
Tentu sebagai manusia biasa aku merasa sedih,kecewa dan lelah,ketika harapan demi harapan tak kunjung menjadi kenyataan.Padahal semua usaha sudah aku coba dan segala upaya sudah aku lakukan.
Akhirnya,seperti biasa untuk menumpahkan kekesalan,kesedihan dan kekecewaan aku selalu ungkapkan melalui tulisan.
Salah satunya ya berberapa bait sajak di atas.
Dalam kondisi jatuh dan terpuruk,kehidupan masih terus berjalan,bahkan aku sebagai seorang Ibu sekaligus Bapak bagi kedua buah hatiku merasa seperti dikejar waktu,dikejar oleh tanggung jawab dan kebutuhan sebagai makhluk hidup di dunia ini,yang harus bisa aku penuhi seorang diri.
Keinginan untuk menghentikan waktu barang sejenak untuk mengambil jeda,atau sekedar menghela nafas untuk sedikit meredam perasaan cemas pun nyaris tidak ada.
3 tahun kini sudah berlalu sejak peristiwa kebangkrutan itu,hari demi hari harus tetap di jalani,waktu demi waktu harus di tapaki,bulan demi bulan tetap harus di lalui.
Jatuh atau gagal berulang kali tetap harus dinikmati dan disyukuri,dalam segala kondisi,kita dituntut untuk menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan,doa dan harapan pun tetap harus di naikkan.
Begitu lah kira-kira makna sajak atau puisi di atas yang ingin aku sampaikan,tetap bersabar dan berdamai dengan keadaan,karena mungkin kita tidak sendirian.
(artikel update 2 November 2022)

Posting Komentar untuk "Puisi,November without Rain "